Enaknya Jadi Pengemis.

Jumat, 20 November 2009


Bila ingin memberi uang pada pengemis khususnya di ibukota, lihat dulu orangnya dan pikir dua kali tiga kali atau berapa kali yang penting jangan sekali. klo dirasa udah tua banget dan gak bisa berpenghasilan ya gpp lah bantu sekedar manusiawi, tapi pikir lagi dueh.



Episode Kuya Emang Uya yang dikontrak SCTV tayang 18:30 WIB tiap harinya menunjuk Pengemis Jalanan sebagai  target pengisi segmen hipnotis kejujuran pada tanggal 20 November 2009 diatas JPU (Jembatan Penyebrangan Umum) Busway. Seorang ibu dengan anak berusia 6 tahun yang sudah lama berpropesi sebagai pengemis membuat saya ketawa - ketawa sendiri tak tertahan menyimak jawaban demi jawaban blak blakan mengenai kehidupan aslinya sesuai pertanyaan yang di lontarkan si kuya. Ya tentu saja dalam pengaruhi hipnotis si kuya.

Berikut potongan-potongan tanya jawab kuya dan bumis alias ibu pengemis yang dirasa penting dah menunjukan sisilain si ibu pengemis. beberapa di modifikasi tapi gak merubah maknanya :
Kuya   "Sedang apa bu disini ?"
Bumis "Sedang meminta-minta."
Kuya   "Usia Ibu berapa tahun?"
Bumis  "30 tahun."
Kuya   "Ini anak ibu?"
Bumis  "Bukan!"
Kuya    "Terus anak siapa?".
Bumis  "Menyewa."
kuya    "Berapa sehari anak ini di sewa?".
Bumis  "10 ribu rupiah".    // Hah ada penyewaan anak 10 ribuan Wis wis wis
Kuya   "Oh anak sewaan, jadi bukan anak ibu! emang gak punya anak?".
Bumis  "Iya bukan, anak punya sih"
Kuya    "Kok gak dibawa umurnya berapa? "
Bumis  "9 tahun, Ya kasian jangan seperti saya lah."  // Insting Ibu keluar dimana-mana namanya ibu pengen punya anak yang lebih baik dari dirinya.
Kuya   "Suami kerja dimana pengemis juga?"
Bumis  "Suami saya gak kerja ada dirumah."
Kuya   "Sehari dapet berapa dari hasil mengemis?"
Bumis  "300 Ribu."  // Wah mulai ngacai ni
Kuya   "Klo paling dikit berapa.?"
Bumis  "100 Ribu".
Kuya    "Bila hari ramai dapet berapa?".
Bumis   "Biasanya bulan puasa penghasilan bertambah"
Kuya    "Dapet berapa tuh?
Bumis  "Bulan puasa kemaren saya dapet 8 juta."  // Wah tambah ngacai.
Kuya    "Sebenar ibu miskin beneran gak sih?".
Bumis   "Enggak, di kampung rumah saya gedongan mas, punya sawah juga"
Kuya    "Kok mau jadi pengemis".
Bumis   "Habis enak gak capek uangnya gede, dari pada kerja". // Ow Ow Ow
Kuya    "Kok di tempat sepi?"
Bumis   "Klo tempat rame banyak saingan"

Kuya    "Tiap hari minta-minta?"
Bumis   "Enggak klo mau libur, ya libur?" // Hemmmm....
Kuya    "Biasa kemana klo liburan?"
Bumis   "Ya jalan-jalan, ke Mall beli baju sama anak suami."
Kuya    "Ada niat ganti profesi kan dah dapat uang banyak tuh!"
Bumis  "Enggak udah enak gini gak capek uangnya banyak." // Uh lain kali gak mau kasih uang ah , Keenakan
Kuya    "Emang ibu gak malu sama tetangga atau lainya"
Bumis  "Enggak!, kan bukan mencuri."

Percakapan tersebut menggambarkan Pangemis bukan karena gak punya dan terpaksa tapi menjadi profesi yang diminati oleh orang-orang pemalas dan ingin dapat enaknya saja.

Setelah ibu pengemis sadar apa yang terjadi bila di tanya seputar pertanyaan sebelumnya.
Kuya   "Ibu sudah makan?"
Bumis  "Belum, kasian mas belum makan. buat anak saya."
Kuya   "Ibu punya rumah?"
Bumis  "Enggak, saya tidur di emperan."
Kuya   "Ini anak Ibu asli?"
Bumis  "Iya!"
Kuya   "Nama panjangnya siapa?"
Bumis  "Hmm....." // Jangan pake mikir dong.......
Kuya pun tanya si anak  dan di jawab lancar
Kuya  "Lahirnya kapan ya Bu?"
Bumis "Hemm.... Lupa! Bapak nya sih yang tau?" // Nah Loohhh
Kuya  "Klo usianya berapa sekarang?"
Bumis  "Hemm... 5 tahun".
Kuya pun tanya si anak dan di jawab 6 tahun
Kuya  "Hayoo ibunya kok gak tau?"

-Sekian-
Bookmark and Share

Baca Juga



0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 
 
Copyright © ramSon
Using RAM Theme